-->
Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 30 Maret 2017

Hukum Fiqih Istri yang Mencintai Pria Lain


Hukum Fiqih Istri yang Mencintai Pria Lain
Sahabat Ummi, jatuh cinta itu luar biasa. Kita bisa belajar mencintai Allah dari apa yang kita lakukan ketika mencintai manusia.
Saat jatuh cinta, sudah pasti kita akan banyak mengingat orang yang kita cintai. Banyak menyebut namanya. Banyak merindukan ingin jumpa dengannya. Tergetar ketika mendengar namanya disebut. Maka begitu jugalah seharusnya kita mencintai Allah, bahkan harus jauh lebih dahsyat.
Akan tetapi, bagaimana kah hukumnya jatuh cinta pada pria lain ketika sudah menjadi istri seseorang? Bagaimana kah Islam memandang hal ini? Berikut ini sedikit pembahasannya. Semoga bermanfaat.
Setelah menikah, bisa jadi kita menyadari bahwa suami bukanlah pria idaman yang diharapkan, banyak kekurangan dan hal-hal yang membuat kecewa. Ketika kemudian bertemu dengan pria lain yang lebih memenuhi kriteria, sangat mungkin kita jatuh hati padanya.
Perasaan cinta itu sendiri adalah suatu anugerah dari Allah, sekaligus menjadi ujian yang bahkan dapat berubah menjadi musibah jika kita melakukan hal-hal berikut:
1. Melupakan kewajiban sebagai istri
Bahaya sekali jika kita mengabaikan hak-hak suami, baik hak lahir maupun hak batin. Apalagi jika sudah memiliki anak, jangan sampai kita melupakan kewajiban sebagai seorang ibu.
Rasa cinta pada orang lain bukan berarti kita kehilangan kewajiban untuk mengurus keluarga. Inilah yang banyak terjadi pada para istri yang jatuh cinta pada pria lain setelah menikah, ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk kepuasan dirinya sendiri.
2. Terjerumus ke zina
Ini yang jauh lebih berbahaya, terjerumus ke lembah hina bernama zina. Rasulullah sendiri menyatakan bahwa zina ada banyak macamnya.
“Zina mata dengan melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bercakap, tangan zinanya berpegangan, kaki zinanya melangkah dan hati zinanya dengan berhasrat, membayangi, dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kemaluan.” (HR Bukhari).
Bahkan hati pun bisa berzina, yakni dengan berhasrat, berharap, dan berfantasi.
Inilah yang perlu dibentengi dengan berpuasa, berdzikir, atau melakukan banyak aktivitas positif yang membuat keinginan berzina itu menjadi teralihkan.
3. Depresi
Ada pula yang lantas depresi karena cintanya tak menemukan saluran. Saat segala kemungkinan untuk bersatu telah tertutup, maka apa yang harus dilakukan?
Tentu saja meminta pertolongan Allah dengan banyak sabar dan shalat. Bagaimanapun jatuh cinta pada pria selain suami merupakan ujian luar biasa, jangan sampai syetan dan hawa nafsu yang memenangkan pertarungan ini!
Percayalah bahwa hidup hanya sesaat, tidak ada yang perlu ditangisi, disesali, bahkan membuat depresi. Katakanlah "Sesungguhnya segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali pada-Nya", kembalikan rasa cinta tersebut pada Allah. Biarkan Allah yang mendapatkan cinta tertinggi di hati kita!
Istri yang beriman tentu saja tak akan membiarkan dirinya terpedaya bujuk rayu syetan.
4. Meminta cerai padahal suami telah memenuhi semua hak istri
Inilah petaka yang mengerikan. Jika suami kita tidak memiliki kesalahan apapun, maka tak ada hak bagi istri untuk meminta berpisah hanya karena menemukan pria lain yang dianggap lebih ideal.
Ketahuilah bahwa sangat mungkin di kemudian hari istri yang seperti ini akan menyesali keputusannya.
Kecuali jika memang suami dzolim dan tidak memenuhi hak istri, silakan jika menuntut perceraian. Itu pun perlu sekali memprioritaskan perasaan anak.
Sahabat Ummi, bukan cinta yang salah, bukan Allah yang keliru, tapi kitalah yang sedang diuji, apakah dengan cinta ini kita akan menjadi muslimah yang rendah, atau justru menjadi semakin dekat dengan Allah?
Demikian postingan ini, semoga bermanfaat.
 
Foto ilustrasi: google